News

Prabowo Sambut Kunjungan PM Malaysia Anwar Ibrahim di Istana, Gelar Pertemuan Tertutup

Hubungan antara Indonesia dan Malaysia sebagai dua negara serumpun yang sama-sama menjadi anggota ASEAN terus menunjukkan kedekatan yang signifikan, terlebih ketika pemimpin kedua negara saling melakukan kunjungan bilateral dalam suasana penuh penghormatan. Dalam sebuah kunjungan resmi pada pertengahan 2025, Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Anwar Ibrahim, berkunjung ke Jakarta dan secara khusus disambut langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, di Istana Negara.

Kunjungan ini bukan hanya menjadi bagian dari tradisi diplomatik antara negara-negara sahabat, tetapi juga memiliki makna simbolik yang kuat. Bagi Anwar Ibrahim, Indonesia bukanlah sekadar negara tetangga, melainkan sahabat strategis yang memiliki banyak kesamaan historis, budaya, dan kepentingan politik kawasan. Sementara bagi Prabowo, menyambut Anwar Ibrahim adalah bagian dari komitmen mempererat hubungan bilateral dan memainkan peran aktif Indonesia dalam tatanan regional Asia Tenggara yang sedang berubah.


1. Kedatangan yang Penuh Simbol Persaudaraan

Kedatangan PM Anwar Ibrahim di Jakarta berlangsung dengan penuh penghormatan kenegaraan. Ia tiba di Bandara Soekarno-Hatta dengan pesawat kepresidenan Malaysia dan langsung disambut oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama perwakilan dari Sekretariat Negara. Dari bandara, rombongan langsung menuju Istana Negara di Jakarta Pusat, di mana Presiden Prabowo Subianto telah menanti bersama sejumlah pejabat tinggi negara.

Upacara penyambutan kenegaraan dilakukan dengan tata cara penuh kehangatan: karpet merah, dentuman meriam kehormatan, serta pengibaran bendera Malaysia dan Indonesia secara berdampingan. Momen ini memancarkan simbol hubungan erat antara kedua negara yang tidak hanya didasarkan pada kepentingan politik, tetapi juga nilai budaya dan sejarah bersama.

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyebut kunjungan ini sebagai “langkah penting mempererat persahabatan yang telah lama terjalin dan memastikan kerja sama bilateral terus berkembang di era yang penuh tantangan global.”


2. Pertemuan Tertutup di Ruang Diplomasi Istana

Setelah prosesi penyambutan, PM Anwar Ibrahim dan Presiden Prabowo melanjutkan agenda utama: pertemuan tertutup bilateral di salah satu ruang diplomasi Istana Negara. Pertemuan ini berlangsung lebih dari satu jam dan tidak disiarkan secara langsung oleh media. Hanya beberapa pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh tim protokol kepresidenan dan juru bicara Kementerian Luar Negeri dari kedua negara.

Meski tidak dipublikasikan secara detail, sejumlah isu penting disebut menjadi pokok bahasan dalam pertemuan tersebut:

  • Kerja Sama Pertahanan dan Maritim
  • Perdagangan dan Investasi Bilateral
  • Pekerja Migran dan Perlindungan TKI
  • Stabilitas di Laut Cina Selatan
  • Peran ASEAN dalam Krisis Myanmar dan Palestina

Pertemuan ini disebut berlangsung dalam suasana sangat hangat, terbuka, dan penuh rasa saling percaya. Kedua pemimpin bahkan sempat berbicara dalam bahasa Melayu dan Indonesia yang mereka kuasai dengan baik, memperkuat keakraban personal di antara keduanya.


3. Kerja Sama Pertahanan: Dari Latihan Gabungan Hingga Pengamanan Perbatasan

Salah satu bahasan utama yang disebut dalam pernyataan resmi adalah kerja sama pertahanan. Prabowo sebagai mantan Menhan tentu memiliki perhatian besar terhadap isu ini. Ia menyampaikan pentingnya memperkuat latihan militer bersama antara TNI dan Angkatan Bersenjata Malaysia (ATM), terutama dalam konteks menjaga wilayah perbatasan Kalimantan dan Sabah.

Kedua negara juga sepakat untuk meningkatkan kolaborasi dalam hal patroli laut di wilayah perairan strategis seperti Selat Malaka dan Laut Sulu. Mengingat kedua kawasan ini rawan perompakan dan penyelundupan, peningkatan koordinasi intelijen maritim dianggap krusial.

Tak hanya itu, isu pertahanan regional juga dibahas, termasuk peran Indonesia dan Malaysia dalam menjaga netralitas kawasan Asia Tenggara dari rivalitas geopolitik kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.


4. Hubungan Ekonomi: Target 30 Miliar USD Perdagangan

Di bidang ekonomi, baik Prabowo maupun Anwar menyepakati perlunya peningkatan nilai perdagangan dua arah. Saat ini, total perdagangan Indonesia-Malaysia berada di kisaran 25 miliar USD per tahun. Target baru yang disepakati adalah menembus angka 30 miliar USD dalam dua tahun ke depan.

Beberapa sektor prioritas yang dibahas:

  • Minyak dan Gas (Migas)
  • Kelapa Sawit dan Produk Turunannya
  • Elektronik dan Komponen Otomotif
  • Startup dan Ekonomi Digital
  • Energi Terbarukan

PM Anwar menawarkan insentif bagi perusahaan Indonesia yang ingin berekspansi ke Malaysia dan sebaliknya. Ia juga mendorong percepatan penyelesaian hambatan non-tarif dan peningkatan konektivitas logistik lewat pelabuhan dan jalur kereta lintas batas.


5. Perlindungan Pekerja Migran: Janji untuk Perbaikan Sistemik

Isu perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) menjadi bahasan krusial. Prabowo menyampaikan keprihatinan atas masih terjadinya kasus kekerasan, eksploitasi, dan deportasi terhadap pekerja Indonesia di Malaysia.

Sebagai respons, Anwar menyatakan komitmennya untuk memperbaiki sistem penerimaan dan perlindungan pekerja asing, termasuk membentuk mekanisme pengawasan yang lebih transparan dan mengintegrasikan sistem rekrutmen digital antara kedua negara.

“Tenaga kerja Indonesia adalah aset, bukan beban,” kata Anwar. Ia menegaskan bahwa Malaysia tidak akan mentoleransi penyiksaan atau pelanggaran hak asasi terhadap pekerja asing, apalagi dari negara sahabat seperti Indonesia.


6. Isu Kawasan: Komitmen Bersama untuk ASEAN yang Kuat

Kedua pemimpin juga membahas peran ASEAN dalam menghadapi tantangan kawasan, termasuk konflik di Myanmar dan ketegangan di Laut Cina Selatan. Indonesia dan Malaysia menekankan pentingnya menjaga prinsip non-interference namun tetap mendorong penyelesaian damai dan demokratis di negara-negara yang mengalami krisis.

Di sisi lain, mereka juga menyatakan komitmen untuk mendorong ASEAN sebagai kekuatan ekonomi kolektif yang tangguh, dengan menolak segala bentuk dominasi dari kekuatan eksternal yang berpotensi memecah belah stabilitas regional.


7. Makan Siang Diplomatik Bernuansa Nusantara

Setelah pertemuan tertutup, kedua pemimpin melanjutkan agenda makan siang bersama yang disajikan secara semi-formal di Istana. Menu khas Nusantara seperti nasi liwet, rendang, dan sate maranggi disajikan untuk memperkenalkan kekayaan kuliner Indonesia kepada tamu kehormatan.

Dalam kesempatan ini, suasana lebih cair dan akrab terlihat. Presiden Prabowo tampak berbincang santai dengan PM Anwar sambil tertawa kecil dan menikmati jamuan. Ini menunjukkan kedekatan personal dan chemistry politik antara dua pemimpin yang sama-sama memiliki sejarah panjang dalam perjuangan politik di negaranya masing-masing.


8. Pernyataan Bersama: Menuju Era Baru Persahabatan

Dalam pernyataan pers bersama yang digelar secara singkat setelah acara makan siang, Prabowo dan Anwar menegaskan bahwa kunjungan ini bukan sekadar simbolik, tetapi penuh makna substantif.

“Kami sepakat untuk membangun kerja sama yang tidak hanya kuat di atas kertas, tapi nyata di lapangan. Dari rakyat untuk rakyat,” ujar Prabowo.

Anwar menambahkan, “Malaysia dan Indonesia adalah dua sayap dari burung yang sama. Kita terbang bersama, dan kita harus memastikan tidak ada yang tertinggal.”


9. Respon Publik dan Media

Kunjungan Anwar Ibrahim ini mendapat perhatian besar dari media kedua negara. Di Malaysia, surat kabar seperti The Star dan Berita Harian menyoroti komitmen Anwar terhadap hubungan bilateral. Di Indonesia, media nasional memuji cara Prabowo menyambut tamunya dengan penuh kehormatan dan ketegasan dalam isu perlindungan TKI.

Media sosial pun ramai dengan apresiasi terhadap cara Prabowo menunjukkan diplomasi elegan namun tegas. Banyak warganet yang memuji upaya konkret kedua pemimpin dalam memperkuat hubungan strategis dan menyelesaikan isu-isu lama yang belum tuntas.


10. Kesimpulan: Bukan Sekadar Kunjungan, Tapi Momentum

Kunjungan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim ke Indonesia dan sambutan hangat dari Presiden Prabowo Subianto bukan hanya seremonial diplomatik semata. Ia menjadi bukti bahwa hubungan dua negara serumpun ini telah memasuki babak baru: lebih setara, lebih terbuka, dan lebih berorientasi hasil.

Pertemuan tertutup yang berlangsung hangat mencerminkan tingkat kepercayaan tinggi di antara kedua pemimpin. Jika semua kesepakatan dan komitmen ini dijalankan dengan konsisten, maka bukan tidak mungkin Indonesia dan Malaysia akan menjadi poros utama yang menjaga stabilitas dan kemajuan Asia Tenggara dalam dekade-dekade mendatang.

Baca Juga : Harga Emas Berpeluang Sentuh USD 3.450 di Tengah Gonjang-ganjing Penutupan Selat Hormuz: Ketegangan Geopolitik Dorong Reli Komoditas

Related Articles

Back to top button