Prajurit TNI Gugur Ditembak OPM di Yahukimo: Duka Mendalam dan Tantangan Penegakan Keamanan di Papua

Kejadian memilukan ini terjadi pada hari Selasa, 17 Juni 2025, pukul 10.30 WIT, di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Seorang prajurit TNI dari Satgas Yonif 431/SSP, Sertu Dedi Irawan, menjadi korban serangan mendadak yang dilakukan oleh kelompok bersenjata yang diduga kuat berasal dari faksi Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Menurut laporan resmi dari Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih, saat kejadian, Sertu Dedi sedang melakukan patroli rutin pengamanan wilayah bersama dua rekannya. Mereka sedang meninjau titik-titik strategis yang rawan gangguan keamanan di sekitar area proyek pembangunan infrastruktur jembatan yang merupakan bagian dari program percepatan pembangunan Papua.
Tanpa peringatan, terdengar rentetan tembakan dari arah semak-semak. Sertu Dedi terkena dua tembakan di bagian dada dan bahu. Rekannya langsung memberikan tembakan balasan dan mencoba menyelamatkan korban, namun nyawa Sertu Dedi tak tertolong saat dalam perjalanan menuju Puskesmas terdekat.

2. Profil dan Riwayat Tugas Sertu Dedi Irawan
Sertu Dedi Irawan, berusia 32 tahun, adalah prajurit berdedikasi yang berasal dari Kabupaten Subang, Jawa Barat. Ia merupakan anggota Batalyon Infanteri 431/SSP (Sulawesi Selatan-Papua) yang saat ini tergabung dalam Satgas Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan) Papua.
Riwayat Karier Militer:
- Lulus Pendidikan Tamtama TNI AD tahun 2011
- Pernah bertugas di Luwu Timur dan Poso dalam operasi pengamanan
- Bergabung dalam Satgas Pamrahwan Papua sejak Maret 2025
Dikenal sebagai prajurit disiplin, humanis, dan dekat dengan masyarakat lokal, kepergiannya meninggalkan duka mendalam, bukan hanya bagi rekan-rekan satuan, tetapi juga warga di sekitar pos pengamanan yang mengenalnya.
3. Kronologi Penembakan di Yahukimo
Waktu dan Lokasi:
- Hari/Tanggal: Selasa, 17 Juni 2025
- Pukul: 10.30 WIT
- Lokasi: Jalan Trans Papua, Distrik Dekai, Yahukimo
Situasi Saat Itu:
- Tim TNI sedang melakukan patroli pengamanan proyek pembangunan jembatan
- Posisi berada dalam radius 3 km dari Pos Satgas
- Tiba-tiba, rentetan tembakan terdengar dari arah semak belukar
- Sertu Dedi terkena dua peluru, dan tim langsung memberikan tembakan balasan
Tindakan Darurat:
- Evakuasi darurat dilakukan menggunakan motor trail
- Setelah 20 menit menempuh jalur pegunungan, korban dibawa ke Puskesmas Dekai
- Tim medis menyatakan Sertu Dedi meninggal dunia akibat pendarahan berat
4. Pernyataan Resmi TNI dan Langkah Penindakan
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Mochamad Hasan, menyampaikan pernyataan resmi bahwa insiden tersebut adalah bagian dari gangguan keamanan yang dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata di Papua.
“Kami sangat berduka atas gugurnya salah satu prajurit terbaik bangsa. Penembakan ini tidak akan melemahkan semangat TNI dalam menjaga keutuhan NKRI. Pelaku akan dikejar dan diproses sesuai hukum,” tegas Mayjen Hasan.
Langkah Respons Cepat TNI:
- Penambahan pasukan di wilayah Yahukimo
- Operasi penindakan terbatas di sekitar lokasi penembakan
- Koordinasi dengan Polri, BIN, dan Pemerintah Daerah
- Pemetaan ulang zona rawan serangan KKB
5. Identifikasi Pelaku: Kelompok Separatis Ngalum Kupel
Berdasarkan hasil analisis awal dan informasi intelijen, pelaku penembakan diduga berasal dari kelompok OPM pimpinan Lekagak Telenggen yang aktif di wilayah Yahukimo dan Pegunungan Bintang. Kelompok ini termasuk dalam jaringan “Ngalum Kupel”, salah satu faksi OPM yang dikenal agresif dalam menyerang aparat dan proyek pemerintah.
Kelompok ini bertujuan untuk menggagalkan proyek-proyek pembangunan yang dianggap sebagai bentuk “penjajahan Jakarta”. Mereka menyasar TNI-Polri, warga pendatang, dan fasilitas umum.
6. Duka Mendalam: Pemakaman Militer di Kampung Halaman
Jenazah Sertu Dedi langsung diterbangkan ke kampung halamannya di Subang, Jawa Barat, pada Rabu, 18 Juni 2025. Upacara pemakaman militer digelar dengan penuh khidmat.
Suasana Pemakaman:
- Dihadiri ratusan pelayat dari warga, tokoh agama, dan tokoh masyarakat
- Komandan Kodim setempat memimpin penghormatan militer
- Istri dan dua anaknya tampak tegar meski diliputi duka
- Pemerintah memberikan santunan dan beasiswa bagi anak-anak almarhum
7. Masyarakat Yahukimo dalam Ketakutan
Pasca-penembakan, masyarakat sipil di Yahukimo mulai merasakan kembali atmosfer mencekam. Sejumlah warga dilaporkan mengungsi ke gereja dan balai desa untuk menghindari kemungkinan konflik susulan.
Proyek pembangunan jembatan sementara dihentikan, dan sekolah-sekolah meliburkan kegiatan belajar. Keamanan menjadi prioritas utama agar masyarakat tidak menjadi korban susulan.
8. Tantangan Penegakan Keamanan di Papua
Yahukimo bukan satu-satunya daerah yang menjadi titik panas konflik. Sejumlah kabupaten lain seperti Nduga, Intan Jaya, dan Pegunungan Bintang terus mengalami serangan oleh kelompok separatis.
Faktor Penyebab Kerawanan:
- Topografi sulit: hutan, pegunungan, minim akses jalan
- Dukungan logistik lokal kepada kelompok separatis
- Lemahnya kehadiran negara di wilayah-wilayah terpencil
- Trauma sejarah dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap aparat
TNI dan Polri kini berupaya mengubah pendekatan dari militeristik menjadi pendekatan humanis melalui program teritorial dan pendekatan budaya.
9. Tanggapan Pemerintah dan Masyarakat Sipil
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bela sungkawa melalui juru bicara Istana Kepresidenan dan menegaskan bahwa NKRI tidak akan tunduk terhadap upaya separatisme bersenjata.
“Gugurnya prajurit kita di medan tugas tidak akan sia-sia. Negara harus hadir lebih kuat di Papua, tidak hanya dengan senjata, tetapi juga kesejahteraan,” ungkap pernyataan resmi istana.
Sementara itu, aktivis HAM menekankan pentingnya menyelesaikan konflik Papua secara damai. Mereka meminta negara melakukan audit terhadap proyek pembangunan dan memastikan tidak ada kekerasan terhadap masyarakat sipil.
10. Apa yang Harus Dilakukan Ke Depan?
Menghadapi situasi seperti di Yahukimo, pemerintah Indonesia perlu merancang strategi menyeluruh untuk menekan konflik bersenjata di Papua. Beberapa pendekatan yang bisa dilakukan:
1. Penegakan Hukum Terukur
- Mengejar pelaku penembakan tanpa merugikan warga sipil
- Menjadikan penegakan hukum transparan dan diawasi publik
2. Pendekatan Sosial dan Kultural
- Memberdayakan tokoh adat untuk menjadi jembatan damai
- Mengembangkan dialog antar-suku dan agama
3. Perlindungan Aparat dan Sipil
- Meningkatkan teknologi pengamanan untuk prajurit di lapangan
- Menyediakan perlindungan lebih bagi masyarakat sipil yang rentan
4. Mempercepat Pembangunan Inklusif
- Menyediakan lapangan kerja lokal agar masyarakat tidak tergiur ide separatisme
- Transparansi dalam pengelolaan proyek-proyek negara
11. Kesimpulan: Prajurit Gugur, Negara Harus Tegak
Kematian Sertu Dedi Irawan adalah pengingat betapa besar pengorbanan prajurit TNI dalam menjaga keutuhan Indonesia. Papua, dengan segala kompleksitasnya, tidak bisa diselesaikan hanya dengan senjata. Tapi negara tetap harus tegas menghadapi aksi kekerasan bersenjata yang menargetkan aparat maupun rakyat.
Konflik bersenjata yang menelan korban harus diakhiri melalui pendekatan komprehensif: keamanan, kesejahteraan, dan keadilan. Gugurnya Sertu Dedi bukan akhir dari perjuangan, melainkan babak baru yang menantang seluruh komponen bangsa untuk lebih peduli dan hadir nyata di tanah Papua.
Baca Juga : Bansos BPNT 2025: Syarat, Cara Daftar, dan Jadwal Pencairan Terbaru